SINGKONKEJU

Kamis, 21 Maret 2013

MANAJEMEN HUMAS DAN PERIKLANAN

MANAJEMEN DAN PUBLIC RELATION 
A. LATAR BELAKANG 
Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen. Namun diketahui bahwa ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan di. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada seseorang tanpa mempedulikan apa sebutan untuk manajer ketika itu yang merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.

Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400-an di kota venesia, italia, yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan di sana. Penduduk venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak kegiatan yang lazim terjadi di organisasi modern saat ini. Sebagai contoh, di gudang senjata venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal dan pada tiap-tiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut. Hal ini mirip dengan model lini perakitan (assembly line) yang dikembangkan untuk merakit mobil-mobilnya. Selain lini perakitan tersebut, orang venesia memiliki sistem penyimpanan dan pergudangan untuk memantau isinya, manajemen sumber daya manusia untuk mengelola angkatan kerja, dan sistem akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya.

Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen. Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika adam smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, the wealth of nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang—masing-masing melakukan pekerjaan khusus—perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan • Meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja, • Menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan • Menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.

Peristiwa penting kedua yang mempengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah revolusi industri di inggris. Revolusi industri menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut pabrik. Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli. Di awal abad ke-20, seorang industriawan perancis bernama henry fayol mengajukan gagasan lima fungsi utama manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan. Gagasan fayol itu kemudian mulai digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan tahun 1950, dan terus berlangsung hingga sekarang.

Sumbangan penting lainnya datang dari. Weber menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut sebagai birokrasi bentuk organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikan dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci, dan sejumlah hubungan yang impersonal. Namun, weber menyadari bahwa bentuk “birokrasi yang ideal” itu tidak ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe organisasi tersebut dengan maksud menjadikannya sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan dapat dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain struktural bagi banyak organisasi besar sekarang ini.

Perkembangan selanjutnya terjadi pada tahun, yang merupakan kombinasi dari teori statistika dengan teori mikroekonomi. Riset operasi, sering dikenal dengan “sains manajemen”, mencoba pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya di bidang sering disebut sebagai bapak ilmu manajemen—menerbitkan salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan: “konsep korporasi” (concept of the corporation).

Salah satu point penting di dalam manajemen adalah mengenai fungsi dari manajemen tersebut, dan pada kesempatan ini penulis akan memberikan beberapa pendapat para ahli mengenai fungsi-fungsi manajemen yang sudah penulis rangkai di dalam bab pembahasan.

Sebelum lebih jauh kepada pemahaman tentang hal ini, setidaknya kita mengetahui tentang apa sebenarnya humas itu?. KarenA dengan mengetahui arti humas secara umum maka dapat juga diartikan dalam berbagai perspektif. Humas merupakan akronim dari Hubungan Masyarakat, yang memiliki tugas mempromosikan, memberikan pengertian dan pengetahuan akan seluruh fakta-fakta tentang runtutan situasi atau sebuah situasi dengan sedemikian rupa sehingga mendapatkan simpatik akan kejadian tersebut. Jika itu dikaitkan dengan suatu organisasi maka fungsi humas akan seperti itu. Namun, humas bisa saja berarti hubungan terhadap keluarga, hubungan persahabatan, hubungan kerja, maupun hubungan kelompok kecil, tetapi tidak lepas dari faktor-faktor yang melandasi hubungan tersebut seperti daya tarik dan rasa suka.

Seorang Praktisi Public Relations dalam tugasnya akan melaksanakan suatu aktivitas yang bernama Manajemen Public Relation, manajemen ini merupakan terapan dari ilmu manajemen dasar yang diimplikasikan di dunia public relations. Sebelum melangkah lebih jauh untuk mengetahui manajemen public relations, maka seharusnya kita sedikit memahami pengertian apa yang dimaksud dengan manajemen. Menurut Dessler (1996) Fungsi dasar manajemen meliputi perencanaan,pengorganisasian, staffing,leading dan controlling. Dari pengertian fungsi dasar manajemen maka kita baru dapat menjelaskan lebih lanjut, apakah yang dimaksud dengan manajemen public relations?.

Manajemen public relations merupakan penerapan fungsi-fungsi dasar manajemen dalam kegiatan public relation. Prakitisi public relation akan sangat membutuhkan fungsi-fungsi tersebut dalam membuat suatu konsep dan mengimplikasinya yang berkaitan dengan tugasnya. Dengan demikian mengelola public relations berarti melakukan penelitian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap kegiatan komunikasi yang disponsori oleh organisasi. Menurut Gurnig dan Hunt(1984) menyatakan public relations sebagai manajemen komunikasi antara sebuah organisasi dan publiknya. Sebelum lebih jauh dibahas, dalam makalah ini berusaha untuk menyuguhkan tentang Manajemen dan Publik Relation (PR) atau Hubungan Masyarakat (Humas).

B. TUJUAN
Mengetahui Manajemen dan publik relation • Memahami tentang Manajemen dan publik relation • Mengetahui bagian-bagian Manajemen dan publik relation. 

C. RUMUSAN MASALAH 
Makna dari manajemen dan publik relation. • Mengenal bahwa perkembangan manajemen dan publik relation sangat berguna 

D. PEMBAHASAN 
1.1 Pengertian Manajemen Umumnya, aktivitas manajemen pada setiap lembaga atau organisasi berkaitan usaha mengembangkan potensi dan memimpin suatu tim atau sekelompok orang dalam suatu kesatuan, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan tertentu dalam organisasi yang telah di teteapkan sebelumnya (pre determine objective).

Manajemen berasal dari kata manage (bahasa latinnya: manus)yang berarti: memimpin, mengatur, atau membimbing. George R. Terry, mendifinisikan manajemen sebagai, “ sebuah proses yang khas dan terdiri dari tindakan-tindakan seperti perencanaan, pengorganisasian, pengaktifan dan pengawasan yang di lakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah di tetepkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainya(--1).

Akan tetapi banyak para pakar manajemen mendifinisikan bahwasanya, Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. (Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan – 1985).

Istilah manajemen memiliki berbagai pengertian. Secara universal manajemen adl penggunaan sumberdaya organisasi utk mencapai sasaran dan kinerja yg tinggi dalam berbagai tipe organisasi profit maupun non profit.

Definisi manajemen yg dikemukakan oleh Daft (2003:4) sebagai berikut: “Management is the attainment of organizational goals in an effective and efficient manner through planning organizing leading and controlling organizational resources”. Pendapat tersebut kurang lbh mempunyai arti bahwa manajemen merupakan pencapaian tujuan organisasi dgn cara yg efektif dan efisien lewat perencanaan pengorganisasian pengarahan dan pengawasan sumberdaya organisasi.

Plunket dkk.(2005:5) mendefinisikan manajemen sebagai “One or more managers individually and collectively setting and achieving goals by exercising related functions (planning organizing staffing leading and controlling) and coordinating various resources (information materials money and people)”. Pendapat tersebut kurang lbh mempunyai arti bahwa manajemen merupakan satu atau lbh manajer yg secara individu maupun bersama-sama menyusun dan mencapai tujuan organisasi dgn melakukan fungsi-fungsi terkait (perencanaan pengorgnisasian penyusunan staf pengarahan dan pengawasan) dan mengkoordinasi berbagai sumber daya (informasi material uang dan orang). 

Manajer sendiri menurut Plunket dkk.(2005:5) merupakan people who are allocate and oversee the use of resources jadi merupakan orang yg mengatur dan mengawasi penggunaan sumber daya. 

Lewis dkk.(2004:5) mendefinisikan manajemen sebagai: “the process of administering and coordinating resources effectively and efficiently in an effort to achieve the goals of the organization.” Pendapat tersebut kurang lbh mempunyai arti bahwa manajemen merupakan proses mengelola dan mengkoordinasi sumber daya-sumber daya secara efektif dan efisien sebagai usaha utk mencapai tujuan organisasi. 

Menurut Mary Parker Follet yg dikutip oleh Handoko (2000:8) manajemen merupakan seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini mengandung arti bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain utk melaksanakan berbagai tugas yg mungkin diperlukan.

1.2 Fungsi Manajemen. 
Dari definisi manajemen di atas dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa fungsi pokok atau tahapan-tahapan dalam manajemen merupakan suatu proses yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Perencanaan (Plenning).
b. Pengorganisasian (Organizing).
c. Penyusunan Formasi (Staffing).
d. Memimpin (Leading).
e. Pengawasan (Controlling).

Namun banyak ilmuan lain yang masih menjabarkan mengenai fungsi manajemen. Manajemen oleh para penulis dibagi atas beberapa fungsi, pembangian fungsi-fungsi manajemen ini tujuannya adalah: 1. Supaya sistematika urutan pembahasannya lebih teratur. 2. Agar analisis pembahasannya lebih mudah dan lebih mendalam. 3. Untuk menjadi pedoman pelaksanaan proses manajemen bagi manajer.

Fungsi-fungsi manajemen adalah serangkaian kegiatan yang dijalankan dalam manajemen berdasarkan fungsinya masing-masing dan mengikuti satu tahapan-tahapan tertentu dalam pelaksanaannya. Fungsi-fungsi manajemen, sebagaimana diterangkan oleh Nickels, McHug and McHugh (1997), terdiri dari empat fungsi, yaitu:
# Perencanaan 
Perencanaan atau Planning, yaitu proses yang menyangkut upaya yang dilaku-kan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi. Di antara kecenderungan dunia bisnis sekarang, misalnya, bagaimana merencanakan bisnis yang ramah lingkungan, bagaimana merancang organisasi bisnis yang mampu bersaing dalam persaingan global, dan lain sebagainya.
#Pengorganisasian
Pengorganisasian atau Organizing, yaitu proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang cepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan bisa memastikan bahwa semua pihak dalam orga¬nisasi bisa bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.
#Pengimplementasian
Pengimplementasian atau Directing, yaitu proses implementasi program agar bisa dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktivitas yang tinggi.
#Pengendalian
Pengendalian dan Pengawasan arau Controlling, yaitu proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, di¬organisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.
Banyak ahli yang berbeda pandangan mengenai fungsi manajemen akan tetapi esensinya tetap sama, bahwa: 1. Manajemen terdiri dari berbagai proses yang terdiri dari tahapan-tahapan tertentu yang berfungsi untuk mencapai tujuan organisasi. 2. Setiap tahapan memiliki keterkaitan satu sama lain dalam pencapaian tujuan organisasi.

Secara diagramatis, jika kita kaitkan antara tujuan organisasi (yang harus dicapai secara efektif dan efisien) dan sumber-sumber daya organsaisi dengan fungsi-fungsi manajemen yang baru saja diterangkan, maka dapat dilihat pada Gambar berikut ini:

Gambar tersebut menerangkan bahwa fungsi-fungsi manajemen diperlukan agar keseluruhan sumber daya organisasi dapat dikelola dan dipergunakan secara efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
Kegiatan-kegiatna dalam fungsi menajamen
~ Fungsi Perencanaan (Planning)
  • Menetapkan tujuan dan target bisnis.
  • Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut. 
  • Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan. 
  • Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis.
~ Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
  • Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan amenetapkan tugas, dan menetapkan prosedur yang diperlukan. 
  • Menetapkan struktur ornganisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggung jawab.
  • Kegiatna perekrutan, penyeleksian, pelatihan, dan pengembangan sumber daya mansuia/tenaga kerja.
  • Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat.
~Fungsi pengimplementasian (Directing)
  • Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan. 
  • Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan menjelaskan kebijakan yagn ditetapkan.
~Fungsi Pengawasan (Controlling)
  • Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. 
  • Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan. 
  • Melakukan berbagai alternatif solusi atas bnerbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan dan target bisnis. 

Adapun segi komunikasi dalam sebuah organisasi dapat di lihat dari 2 bentuk yaitu komunkasi atara manajemen dan komunikasi antara karyawan. Dengan kata lain terdapat dua unsur komunikasi manajemen (management communicatins) atau sering disebut juga komunikasi organisasi (organizational communication) dan unsur kedua, adalah komunikasi antara manusa (human relations communication).

Peren PR/Humas dalam konteks ilmu komunikasi sebagai suatu metode dan teknik komunikasi atau lembaga yang berperan sebagai penunjang manajemen dan aktivitas organisasi akan kita bahas dalam bab-bab selanjutnya.

Dalam konteks ilmu komunikasi yang menjadi pihak Humas (Public Relations) sebagai suatu metode dan teknik komunikasi atau sebagai kelembagaan dimana PR/Humas akan berperan sebagai penunjang manajemen, aktivitas organisasi, dan demi tercapainya tujuan bersama dalam suatu organisasi. Yaitu memerlukan kemampuan:

1.2.1 Karakter Manajemen. 
Pada umumnya karakter manajer yang menjadi tolak ukur kredibilitas manajer dalam memimpin adalah sebagai berikut:
  • Ø Manajer mampu bekerja di bawah tekanan terus menerus dalam berbagai tantangan situasi atau kondisi tugas dan tanggung jawab, serta kemungkinan risiko tertentu yang mungkin dihadapinya. 
  • Ø Lebih banyak menggunakan komunikasi bahasa lisan sebagai media penyampaian pensan dan informasi sehingga terdapat arus instruksi dari atas ke bawah (top an down), atau pengertian ke atas (botton up) demi terpeliharanya saling penegrtian dan kepercayaan bagi kedua belah pihak dalam menajalankan fungsi masing-masing. 
  • Ø Memeberikan motifasi, menumbuhkan inspirasi, semangat dan dorongan kepad pihak lainuntuk bertindak sesuai dengan apa yang direncanakan (pre determine objective). 
  • Ø Menyeleksi dan mengembangkan bahwannya melalui sistem pelatihan dan pendidikan yang terarah dan terencana serta rasional. 
  • Ø Dalam praktiknya, sisi seni dalam manajemen lebih menonjol daripada sisi ilmiahnya, namun tetap memperhatikan segi profesionalismenya dalam melaksanakan fungsi dan peranannya masing-masing, baik bahwahan maupun atasan. 
1.2.2 Komunikasi dalam Manajemen.
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa di dalam sebuah organisasi/perusahaan terdapat dua unsur komunikasi yang saling berkaitan erat satu sama lain yaitu komunikasi manajemen (management communication) dan komunikasi antar manusia (human communicatin).

Geoge R. Terry dalam bukunya, Principles of Management, (6th Edition, 1972, Richard D. Irving Inc. Geogetown) menjelaskan bahwa secara garis besar terdapat 5 (lima) bentuk komunikasi dalam manajemen yaitu:
  • Ø Komunikasi formal, biasanya adalah bentuk komunikasi dalam jalur organisasi formal, memiliki wewenang dan tangggungjawab yaitu melalui instruksi-instruksi benuk lisan dan tertlis sesuai dengan prosedur secara fungsional yang berlaku. 
  • Ø Komunikasi non-formal, yaitu bentuk komunikasi yang secara fungsional berada di luar komunikasi formal. 
  • Ø Komunikasi informal, bentuk komunikasi ini mingkin lebih dekat kepada komunikasi non-formal, berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan, bersifat lebih senstif dan sentimentil karena didominasi oleh kontak hubungan antara manusia. 
  • Ø Komunikasi teknis, hubungan komunikasi di sini lebih bersifat teknis dan hanya dapat dipahami atau dimengerti oleh para ahli atau pekerjaan khusus yang berkaitan dengan pekerjaan tertentu. 
  • Ø Komunikasi prosedural, bentuk komunikasi ini lebih dekat kepada komunikasi formal. 
1.3. Dasar-dasar Manajemen Humas 
Perenan publik relation dalam sebuah organisasi berkaitan dengan tujuan utama dan fungsi-fungsi manajemen perusahaan. Fungsi dasar manajemen tersebut merupakan suatu proses kegiatan atau pencapaian suatu tujuan pokok dari organisasi/lembaga dan biasanyaberkaitan dengan memanfaatkan berbagai potensi sumber-sumber (sumber daya) yang memiliki oleh organisasi/lembaga tersebut. Unsur-insur sumber daya tersebut dinamakan dengan 6-M, yaitu: sumber daya manusia (Men), sumber material/barang yang dikuasai (Material), alat atau perkakas mesin produksi yang dimiliki (Machine), kemampuan keuangan (Money), metode yang dipergunakan (Method), dan perluasan atau pemasaran yang hendak dicapai/dituju (Market).

Seorang pakar manajemen mendefinisikan kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang Manajer Humas adalah: How management skill is getting things done through the people (Kemampuan di bidang manajemen adalah, bagaimana membuat suatu keberhasilan pelaksanaan program kerja melalui orang lain). Dengan kata lain manajemen adalah suatu proses perencanaan yang mendatang dan cara melakukan dengan sukses melaksanakan rencana tersebut melalui kerja sama dari berbagai pihak yang berkepentingan (--12-13).

Robert Kreitner (1978), mengatakan bahwa manajemen ialah proses kerja sama dengan dan melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam lingkungan yang mengalami perubahan. Pada dasarnya dalam menunjang keberhasilan mencapai tujuan utama manajemen perusahaan/organisasi, bekerja sama dengan berbagai pihak terkait – seorang praktisi Humas (Publik Relation Practioner) harus memiliki beberapa keterampilan khusus, di antaranya.
  • v Sebagai creator: Memiliki kretivitas dalam pencapaian suatu gagasan, ide-ide atau buah pemikiran yang cemerlang. 
  • v Conceptor: Mempunyai kemampuan (skill) sebagai konseptor dalam penyusunan program kerja kehumasan, dan rencana program lainnya. 
  • v Mediator: Kemampuan menguasai teknik komunikasi, baik melalui media secara lisan maupun tertulis dalam penyampaian pesan atau menyalurkan informasi dari lembaga/organisasi yang diawalinya kepada publik. 
  • v Problem Solver: Mampu mengatasi setiap permasalahan yang dihadapinya, baik secara proaktif, antisipatif, inovatif, dinamis dan solutif. 
Publik Relations merupakan mediator yang berada antara pimpinan organisasi dengan publiknya, baik dalam uapaya membina hubungan masyarakat internal maupun eksternal. Sebagai publik, mereka berhak mengetahui rencana kebijaksanaan, aktivitas, program kerja dan renacana-rencana usaha suatu organisasi/perusahaaan berdasarkan keadaan, harapan-harapan, dan sesuai dengan keinginan publik sasarannya. 
Kegiatan utama dari Humas/PR dalam mewakili top manajemen suatu lembaga atau organisasi tersebut, merupakan bentuk kegiatan two ways communication adalah ciri khas dari fungsi dan peranan Publik Relations. Hal tersebut dikarenakan salah satu tugas PR ialah bertindak sebagai nara sumber informasi (source of informations) dan merupakan saluran informasi (channel of informations). 
2.1 Pengertian Humas/ Publik Relation 
Menurut para pakar, hingga saat ini belum terdapat konsensus mutlak tentang definisi dari PR/Humas. Ketiksepakatan tersebut disebabkan oleh: pertama, beragamnya definisi publik relations yang telah dirumuskan baik oleh para pakar maupun profesional publik relations/Humas didasari perbedaan sudut pandang mereka terhadapa pengertian Humas/Publik Relations. Kedua, perbedaan latar belakang, misalnyadefinisi yang dilontarkan oleh kalangan akademisi perguruan tinggi tersebut akan lain bunyinya dengan apa yang diungkapkan oleh kalangan praktisi (Publik Relations Practitions). Dan Ketiga, adanya indikasibaik secara teoritis maupun praktis bahwa kegiatan publik relations atau kehumasan itu bersifat dinamis dan fleksibel terhadap perkembangan dinamika kehidupan masyarakat yang mengikuti kemajuan zaman, khususnya memasuki era globalisasi dan melenium ketiga saat ini.
Walaupun berbagai definisi kehumasan memiliki redaksi yang saling berbeda akan tetapi prinsip dan pengertiannya sama. Sebagai acuyan, salah satu definisi Humas/PR, yang diambil dari The British Institute of Publik Relations, berbunyi: a. “Publik Relations activity is management of communications between an organization and its publics.” (Aktifitas Public Relations mengelola komunikasi antara organisasi dan publiknya). b. “Publik Relation practice is deliberate, planned and sustain effort to esteblish and maintain mutual understanding between an organization and its public.” (Praktik Publik Relations adalah memikirkan, merncanakan dan mencurahkan daya untuk membagundan menjaga saling pengertian antara organisasi dan publiknya)(--16-16).
Public relation adalah usaha yang direncanakan secara terus-menerus dengan sengaja, guna membangun dan mempertahankan pengertian timbal balik antara organisasi dan masyarakatnya. Pendapat ini menunjukkan bahwa public relation dianggap sebuah proses atau aktivitas yang bertujuan untuk menjalin komunikasi antara organisasi dan pihak luar organisasi (Coulsin-Thomas, 2002).

Pengertian public relation adalah: Interaksi dan menciptakan opini publik sebagai input yang menguntungkan untuk kedua belah pihak, dan merupakan profesi yang profesional dalam bidangnya karena merupakan faktor yang sangat penting dalam pencapaian tujuan organisasi dengan secara tepat dan dengan secara terus menerus karenapublic relation merupakan kelangsungan hidup organisasi yang bersangkutan (Maria, 2002, p.7).

Hal ini didukung oleh pendapat Alma yang mengatakan bahwa “public relation adalah kegiatan komunikasi yang dimaksudkan untuk membangun citra yang baik terhadap perusahaan” (2002, p.145). Sedangkan Marston mengatakan “public relation adalah suatu perencanaan dengan menggunakan komunikasi persuasif untuk mempengaruhi persepsi masyarakat” (1999, p.1). Scholz (1999,p.2) mengatakan bahwa “public relation adalah suatu perencanaan yang mendorong untuk mempengaruhi persepsi masyarakat melalui pelaksanaan tanggung jawab sosial berdasarkan suatu komunikasi timbal balik untuk mencapai keuntungan pada kedua belah pihak”.
Pengertian public relation secara umum dan khusus sebagai berikut:

1. Pengertian Umum 
Public relation adalah proses interaksi dimana public relation menciptakan opini publik sebagai input yang menguntungkan kedua belah pihak, dan menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik, bertujuan menanamkan keinginan baik, kepercayaan saling adanya pengertian, dan citra yang baik dari publiknya. Crystallizing Public Opinion menyebutkan bahwa public relation adalah profesi yang mengurusi hubungan antara suatu perusahaan dan publiknya yang menentukan hidup perusahaan itu (Widjaja,2001).

2. Pengertian Khusus
Public relation adalah fungsi khusus manajemen yang membantu membangun dan memelihara komunikasi bersama, pengertian, dukungan, dan kerjasama antara organisasi dan publik, melibatkan masalah manajemen, membantu manajemen untuk mengetahui dan merespon opini publik, menjelaskan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani minat publik, membantu manajemen untuk tetap mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, berguna sebagai sistem peringatan awal untuk membantu mengantisipasi tren, dan menggunakan penelitian dan teknik suara yang layak dalam komunikasi sebagai alat utama (Maria, 2002).

Dalam buku dasar-dasarpublic relation (Wilcox dan Cameron,2006,p.5) juga mengatakan bahwa “public relations is a management function, of a continuing and planned character, through which public and private organizations and institutions seek to win and retain the understanding, sympathy, and support of those with whom there are or maybe concerned by evaluating public opinion about themselves, in order to correlate, as far as possible their own policies and procedures, to achieve by planned and widespread information more productive corporation and more efficient fulfillment of their common interests”. yang kurang lebih memiliki arti public relations merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi atau lembaga umum dan swasta untuk memperoleh dan membina saling pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang mempunyai hubungan atau kaitan, dengan cara mengevaluasi opini publik mengenai organisasi atau lembaga tersebut, dalam rangka mencapai kerjasama yang lebih produktif, dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan kegiatan penerangan yang terencana dan tersebar luas.

Dalam definisi yang diungkapkan tersebut terdapat sejumlah butir penting yaitu:
  • ü Public Relations (PR) adalah sebuah ilmu yang cabang keilmuannya berasal dari ilmu komunikasi. Sebagai suatu cabang keilmuan maka PR bukan sekadar isu semata tetapi mempunyai dasar berpikir yang dapat dijelaskan dan dipertanggung jawabkan melalui metode logika tertentu layaknya pengujian terhadap cabang keilmuan lainnya. 
  • ü Citra adalah obyek dari PR yang telah menjadi kebutuhan dari institusi layaknya sumber daya yang telah ada seperti sumber daya manusia, sumber daya keuangan, sumber daya peralatan bahkan sumber daya pengetahuan. 
  • ü Mitra adalah subyek dari PR disamping institusi itu sendiri. Mitra adalah bagian dari operasi sebuah institusi, tanpa mitra sebuah institusi tidak dapat berjalan. 
  • ü Kepentingan bersama adalah apa yang hendak dicari oleh II (dua) institusi dalam koneksi satu dengan yang lain. Contoh yang nyata pembeli dan penjual mempunyai tujuan bersama yaitu tercapai kesepakatan untuk melakukan transaksi jual beli. 
Definisi-definisi di atas adalah definisi yang paling lengkap dan akootif terhadap perkembangan dan dinamika Humas/PR. Sebab,terdapat aspek yang paling penting dalam PR, yaitu teknik komunikasi, dan komunikasi yang sehat dan etis. Oleh karena itu maka wakil dari berbagai pakar Humas/PR dari negara naju mengadakan pertemuan di Mexico City pada bulan Agustus 1978. Dalam pertemuan tersebut yang menghasilakan definisi-definisi Humas yang lebih singkat dan dinamakn The Statement of Mixico.

Definisi tersebut berbunyi: “Praktik Publik Relations adalah seni dan ilmu pengetahuan sosial yang dapat dipergunakan untuk menganalisis kecenderungan, memprediksi konsekuensi-konsekuensinya, menasehati para pemimpin organisasi, dan melaksanakan program yang terencana mengenai kegiatan-kegiatan yang melayani, baik untuk kepentingan organisasi maupun kepentingan publik atau umum” (--16-17)

Dari berbagai batasan PR di atas di atas dapat ditarik konsep bahwa untuk memahami dan mengevaluasi berbagai opini publik atau isu public yang berkembang terhadap suatu organisasi/perusahaan. Dalam kegiatannya PR memberikan masukan dan nasihat terhadap berbagai kebijakan manajemen yang berhubungan dengan opini dan isu publik yang tengah berkembang.

2.2 Fungsi Humas/Publik Relation 
Menurut L.F. Urwick dalam bukunya Element of administration (1976), menjelaskan bahwa aktivitas public relations sebagai salah satu fungsi manajemen organisasi melaui bentuk 3 (unsur) yang berkaitan dengan fungsi tersebut adalah sebagai berikut.
1. Manajemen mekanik.
Fungsi manajemen mekanik ini melalui dengan melaksanakan forecasting atau pengamatan (peramalan) di masa mendatang, planning (perencanaan), dan organizing (pengorganisasian). 
2. Manajemen dinamik.
Merupakan fungsi manajemen dinamik ini terdiri dari unsur-unsur, coordinator (koordinator), dan controlling (pengawasan). 
3. Manajemen relasi.
Sedangkan fungsi hubungan atau relasi publik (public relationship) ini merupakan salah satu tugas manajemen public relations yang utama dalam manajemen perusahaan, yaitu untuk melaksanakan:
· Beruapaya mendengarkan pendapat dan aspirasi publik, serta mampu untuk mengidentifikasi keinginan-keinginan publik khalyak sasarannya; 
· Menyampaikan sumbangan saran dan ide atau gagasan kreatif tertentu yang positif kepada pimpinan organisasi demi manfaat bersama bagi perusahaan dan publik;
· Mampu menciptakan suasana iklim yang kondusif dan hubungan yang harmonis serta positif untuk kalangan internal perusahaan, mulai dari tingkat pimpinan kebawahannya atau sebaliknya, dengan membagun hubungan baik bagi kedua belah pihak dalam suatu organisasi. 
Sedangkan menurut Maria (2002, p.31), “public relation merupakan satu bagian dari satu nafas yang sama dalam organisasi tersebut, dan harus memberi identitas organisasinya dengan tepat dan benar serta mampu mengkomunikasikannya sehingga publik menaruh kepercayaan dan mempunyai pengertian yang jelas dan benar terhadap organisasi tersebut”. Hal ini sekedar memberikan gambaran tentang fungsi public relation yaitu:
  • ~Kegiatan yang bertujuan memperoleh itikad baik, kepercayaan, saling adanya pengertian dan citra yang baik dari publik atau masyarakat pada umumnya. 
  • ~Memiliki sasaran untuk menciptakan opini publik yang bisa diterima dan menguntungkan semua pihak. 
  • ~Unsur penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang spesifik, sesuai harapan publik, tetapi merupakan kekhasan organisasi atau perusahaan. Sangat penting bagaimana organisasi memiliki warna, budaya, citra, suasana, yang kondusif dan menyenangkan, kinerja meningkat, dan produktivitas bisa dicapai secara optimal. 
  • ~Usaha menciptakan hubungan yang harmonis antara organisasi atau perusahaan dengan publiknya, sekaligus menciptakan opini publik sebagai efeknya, yang sangat berguna sebagai input bagi organisasi atau perusahaan yang bersangkutan. 
Maka peren dan fungsi PR/Humas dalam manajemen perusahaan menurut Glenn and Denny Grisworld, dalam bukunya “Your Public Relatinos” (1975), yaitu merupakan suatu pilar kekuatan keempat dalam mendukung keberadaan manajemen organisasi (The fourt pillar of support in organization management). Di samping itu terdapat beberapa konsep peran, tugas dan fungsi public relations yang mampu memengaruhi dalam praktik menunjang manajemen organisasi-perusahaan, yaitu melalui pendekatan sebagai:
Ø Manipulatif 
Merupakan upaya mempengeruhi individu, kelompok atau publik yang menjadi sasrannya dengan mengubah atau mempengaruhi pendapat dan opini publik melalui teknik-teknik kegiatan komunikasi PR demi kepentingan tujuan yang positif bagi lembaga, organisasi atau perusahaan yang diwakilinya.
Ø Kuratif 
Sebagai upaya untuk pemulihan atau perbaikan-perbaikan terhadap suatu kegagalan atau kesalahan yang telah terjadi sehingga menimbulkan citra negatif organisasi, dan tindakan PR selanjutnya adalah upaya memulihkan kembali nama baik produk atau perusahaan dan citra baik (good image) di mata publiknya.
Ø Preventif 
Merupakan suatu tindakan pencegahan atau prventif untuk meniadakan resiko kerugian yang lebih besar di masa yang akan datang. Misalnya perusahaan berupaya menghindarkan kesalahan dalam memberikan jasa pelayanan, atau menyebarkan informasi yang kurang baik terhadap publik atau media massa sehingga dapat merugikan nama perusahaan.
Ø Promosional 
Beruapaya mendorong atau memotivasi untuk memajukan usaha komersial yang bertujuan profit (mencari keuntungan) dengan melakukan kampanye promosi, komunikasipemasaran dan promosi periklanan dengan menawarkan produ barang dan jasa pelayanan terbaiknya kepada konsumennya (pelanggan).
Ø Pendidikan 
Memberikan informasi atau menyebarluaskan informasi, program pendidikan dan ilmu pengetahuan secara luas kepada publiknya. Misalnya perlunya meningkatkan pendidikan masyarakat terhadap kesadaran pelestarian lingkungan alam, kampanye tentang Kadarkum (kesadaran hukum) dan mengajak publik untuk mencintai produksi dalam negeri.
Ø Misi 
Misalnya misi suatu negara adalah uapaya membagun masyarakat adil dan makmur bagi masyarakat indonesia. Termasuk misi perusahaan jasa angkutan umum, selain mampu menjamin keselamatan, keamanan dan kenyamanan penumpangnya, maka seharusnya perusahaan akan mampu memberikan pelayanan terbaiknya untuk mencapai tujuan tepat waktu.

Keberhasilan PR/Humas dalam melaksanakan keenam pendekatan tersebut di atas tidak terlepas dari kemampuan melakukan proses komunikasi terus menerus dan berkesinambungan dari kegiatan manejer PR, yaitu berawal dari aktifitas riset, perencanaan, penetapan program kerja, model komunikasi yang di terapkan hingga mengevaluasinya.

Dapat disimpulkan bahwa public relation lebih berorientasi kepada pihak perusahaan untuk membangun citra positif perusahaan, dan hasil yang lebih baik dari sebelumnya karena mendapatkan opini dan kritik dari konsumen.

Tetapi jika fungsi public relation yang dilaksanakan dengan baik benar-benar merupakan alat yang ampuh untuk memperbaiki, mengembangkan peraturan, budaya organisasi, atau perusahaan, dan suasana kerja yang kondusif, serta peka terhadap karyawan, maka diperlukan pendekatan khusus dan motivasi dalam meningkatkan kinerjanya.

Dengan singkat dapat dikatakan bahwa fungsi public relation adalah memelihara, mengembangtumbuhkan, mempertahankan adanya komunikasi timbal balik yang diperlukan dalam menangani, mengatasi masalah yang muncul, atau meminimalkan munculnya masalah (Black, 2002).

2.3 Tujuan Humas/Public Relation 
Tujuan utama dari public relation adalah mempengaruhi perilaku orang secara individu maupun kelompok saat saling berhubungan, melalui dialog dengan semua golongan, dimana persepsi, sikap dan opininya penting terhadap suatu kesuksesan sebuah perusahaan (Davis, 2003).

Menurut Rosady Ruslan (2001, p.246) tujuan public relation adalah sebagai berikut: a. Menumbuhkembangkan citra perusahaan yang positif untuk publik eksternal atau masyarakat dan konsumen. b. Mendorong tercapainya saling pengertian antara publik sasaran dengan perusahaan. c. Mengembangkan sinergi fungsi pemasaran dengan public relation. d. Efektif dalam membangun pengenalan merek dan pengetahuan merek. e. Mendukung bauran pemasaran.

Jefkins (2003, p.54) mendefinisikan dari sekian banyak hal yang bisa dijadikan tujuan public relation sebuah perusahaan, beberapa diantaranya yang pokok adalah sebagai berikut:
  • >Untuk mengubah citra umum di mata masyarakat sehubungan dengan adanya kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan oleh perusahaan. 
  • >Untuk meningkatkan bobot kualitas para calon pegawai. 
  • >Untuk menyebarluaskan suatu cerita sukses yang telah dicapai oleh perusahaan kepada masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan. 
  • >Untuk memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas, serta membuka pangsa pasar baru.
  • >Untuk mempersiapkan dan mengkondisikan masyarakat bursa saham atas rencana perusahaan untuk menerbitkan saham baru atau saham tambahan. 
  • >Untuk memperbaiki hubungan antar perusahaan itu dengan masyarakatnya, sehubungan dengan telah terjadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan kecaman, kesangsian, atau salah paham di kalangan masyarakat terhadap niat baik perusahaan. 
  • >Untuk mendidik konsumen agar mereka lebih efektif dan mengerti dalam memanfaatkan produk-produk perusahaan. 
  • >Untuk meyakinkan masyarakat bahwa perusahaan mampu bertahan atau bangkit kembali setelah terjadinya suatu krisis.
  • >Untuk meningkatkan kemampuan dan ketahanan perusahaan dalam menghadapi resiko pengambilalihan oleh pihak lain.
  • >Untuk menciptakan identitas perusahaan yang baru.
  • >Untuk menyebarluaskan informasi mengenai aktivitas dan partisipasi para pimpinan perusahaan organisasi dalam kehidupan sosial sehari-hari.
  • >Untuk mendukung keterlibatan suatu perusahaan sebagai sponsor dari suatu acara.
  • >Untuk memastikan bahwa para politisi benar-benar memahami kegiatan-kegiatan atau produk perusahaan yang positif, agar perusahaan yang bersangkutan terhindar dari peraturan, undang-undang, dan kebijakan pemerintah yang merugikan.
  • >Untuk menyebarluaskan kegiatan-kegiatan riset yang telah dilakukan perusahaan, agar masyarakat luas mengetahui betapa perusahaan itu mengutamakan kualitas dalam berbagai hal.
Secara keseluruhan tujuan dari public relation adalah untuk menciptakan citra baik perusahaan sehingga dapat menghasilkan kesetiaan publik terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan (Mulyana, 2007). Selain itu public relation bertujuan untuk menciptakan, membina dan memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi lembaga atau organisasi di satu pihak dan dengan publik di lain pihak dengan komunikasi yang harmonis dan timbal balik (Maria, 2002).
3.1 PENGERTIAN MANAJEMEN HUMAS
Cukup banyak definisi manajemen PR/Humas (public Relations Management) yang di kembangkan oleh para pakar, akademisi dan praktisi. Dari berbgai definisi tersebut, garis besarnya adalah manajemen humas dapat dilihat secara konseptual, fungsional dan unsur-unsurnya dalam aktivitas atau kegiatan serta faktor-faktor yang mempengaruhi pengertian manajemen humas dalam suatu organisasi.

Menurut Cutlip dan Center, dalam bukunya Effective Public Relations, edisi kelima (1982), public relatins dapat dibedakan kepada fungsi manajemen melalui konsep kegiatan administrasi (operating consept of administration) dan fungsi staf khusus dalam pelayanan administrasi (specialized staff function serving administrator). Sedangkan dalam fungsi komunikasi sebagaimana yang dijelaskan di atas, pihak public relations melaksanakan kegiatan komunikasi antara lemabga yang diwakilinya dan dengan pihak publik sebagai sasarannya.

Kegiatan manajemen humas mencakup fungsi-fungsi pokok manajemen secara umum perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan penelitian. Hal tersebut bersumber dari definisi manajemen humas, Public Relations Management, yang menurut Mc Elreath, (Managing Systematic and Ethical Public Relatins, 1993, Madison, Wisconsin: Brown & Mark adalah:

“Managing public relations means researching, plenning, implementing and evaluating an arry of communication activies sponsored by the organization; from small group meeting to international satellite linked press conference, from simple brochures to multimedia national campaigns, fromopen house to grassroots political campaigns, from public services announcement to crisis management.”

Manajemen humas berarti penelitian, perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian suatu kegiatan komunikasi yang disponsori oleh organisasi; mulai dari pertemuan kelompok kecil hingga berkaitan dengan konferensi pers internasional via satelit, dari pembuatan brosur hingga kampanye nasional melalui multimedia, dari menyelenggarakan acara open house hingga kampanye politik, dari pengumuman pelayanan publik hingga menangani kasus manajemen krisis.

E. KESIMPULAN 
Humas adalah segala bentuk kontak dan hubungan yang diadakan oleh suatu organisasi dengan semua bentuk publik baik internal maupun eksternal. hubungan ini adalah meliputi semua bentuk komunikasi. Hubungan masyarakat juga sering disingkat Humas adalah seni menciptakan pengertian publik yang lebih baik sehingga dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap suatu individu/ organisasi.

Praktik Publik Relations adalah seni dan ilmu pengetahuan sosial yang dapat dipergunakan untuk menganalisis kecenderungan, memprediksi konsekuensi-konsekuensinya, menasehati para pemimpin organisasi, dan melaksanakan program yang terencana mengenai kegiatan-kegiatan yang melayani, baik untuk kepentingan organisasi maupun kepentingan publik atau umum.

Managing public relations means researching, plenning, implementing and evaluating an arry of communication activies sponsored by the organization; from small group meeting to international satellite linked press conference, from simple brochures to multimedia national campaigns, fromopen house to grassroots political campaigns, from public services announcement to crisis management. 

DAFTAR PUSTAKA
Read more >>

Selasa, 19 Maret 2013

SENI dan TEORI MEMIMPIN


Kegiatan manusia secara bersama-sama selalu membutuhkan "Kepemimpinan", jadi harus ada pemimpin demi sukses dan efisiensi kerja. Untuk itu bermacam-macam usaha dan kegiatan manusia yang berjuata banyaknya ini memerlukan upaya yang terencana dan sistematis untuk memilih dan menyiapkan seseorang yamg bisa memimpin.

Oleh karena itu banyak studi dan penelitian yang dilakukan orang mempelajari masalah pemimpin dan kepemimpinan dan para sarjana telah memberikan berbagai definisi mengenai pemimpin dan kepemimpinan dengan menonjolkan satu atau beberapa aspek tertentu sesuai dengan ide pencetus definisi tersebut, beserta interpretasinya.

Dalam perkembangannya, Studi tentang kepemimpinan berkembang sejalan dengan kemajuan zaman yang dikategorikan Yukl (2005:12), menjadi lima pendekatan yaitu : (1) pendekatan ciri, (2) pendekatan perilaku, (3)pendekatan kekuatan-pengaruh, (4) pendekatan situasional, dan (5) pendekatan integrative.

Teori Genetik (Genetic Theory).

Penjelasan kepemimpinan yang paling lama adalah teori kepemimpinan “genetic” dengan ungkapan yang sangat populer waktu itu yakni “a leader is born, not made”. Seorang dilahirkan dengan membawa sifat-sifat kepemimpinan dan tidak perlu belajar lagi. Sifat-sifat utama seorang pemimpin diperoleh secara genetik dari orang tuanya.

Teori Sifat (Trait Theory).
Sesuai dengan namanya, maka teori ini mengemukakan bahwa efektivitas kepemimpinan sangat tergantung pada kehebatan karakter pemimpin. “Trait” atau sifat-sifat yang dimiliki antara lain kepribadian, keunggulan fisik dan kemampuan social.

Teori Perilaku (The Behavioral Theory).
Mengacu pada keterbatasan peramalan efektivitas kepemimpinan melalui teori “trait”, para peneliti pada era Perang Dunia ke II sampai era di awal tahun 1950-an mulai mengembangkan pemikiran untuk meneliti “behavior” atau perilaku seorang pemimpin sebagai cara untuk meningkatkan efektivitas kepemimpinan.

Situasional Leadership.
Pemikiran terakhir mengenai kepemimpinan yang efektif disampaikan oleh sekelompok ahli yang mencoba “menghidupkan” kembali teori “trait” atau sifat-sifat utama yang dimiliki seseorang agar dia bisa menjadi pemimpin.

Menurut pencetus teori ini, pemimpin “transformational” adalah sangat efektif karena memadukan dua teori yakni teori “behavioral” dan “situational” dengan kelebihan masing-masing. Atau, memadukan pola perilaku yang berorientasi pada manusia atau pada produksi (employee or production-oriented) dengan penelaahan situasi ditambah dengan kekuatan kharismatik yang dimilikinya. Tipe pemimpin transformational ini sesuai untuk organisasi yang dinamis, yang mementingkan perubahan dan inovasi serta bersaing ketat dengan perusahaan-perusahaan lain dalam ruang lingkup internasional. Syarat utama keberhasilannya adalah adanya seorang pemimpin yang memiliki kharisma. (Ivancevich, 2008:214)

Dalam organisasi dibutuhkan sebuah kepemimpinan dimana untuk meraih tujuan bersama. 

SENI MEMIMPIN 
  1. Kepemimpinan sejati adalah yang suportif, bukan memaksakan.
  2. Pemimpin sejati berupaya memimpin orang lain, bukan mendorong-dorong dari belakang.
  3. Kepemimpinan berarti melibatkan orang lain.
  4. Kepemimpinan berarti mendahulukan dan mengutamakan visi, bukan aksi.
  5. Kepemimpinan berarti pemahaman bahwa orang lebih penting ketimbang benda-benda mati.
  6. Kepemimpinan adalah seni, yang mesti dipelajari dan diterapkan dengan hati-hati. Jangan disalah artikan sebagai sekedar posisi.

KEPEMIMPINAN BUKANLAH PERMAINAN EGO 
  1. Pementingan diri sendiri sebagai seorang pemimpin adalah pembunuhan terhadap diri sendiri.
  2. Semangat sebuah kelompok mencerminkan semangat kepemimpinannya.
  3. Ego bisa menjadi penghalang, bisa pula menjadi pelancar kreatifitas.Ego bisa membantu jika aliran energinya mengarah ke pekerjaan yang mesti dirampungkan, bukan mengarah ke dalam diri sendiri.
  4. Ingat, Kepemimpinan bukanlah permainan Ego!!
KEPEMIMPINAN BERARTI TANGGUNG JAWAB 
  1. Pandanglah kepemimpinan bukan sebagai keglamoran, melainkan tanggung jawab.
  2. Jangan terlampau memikirkan opini orang lain, sebagaimana memikirkan kenyataan. 
  3. Jangan terpengaruh pujian atau hujatan orang lain, tidak juga reaksi personal anda; pikirkan tindakan (aksi) Anda, bagaimana menyelesaikan sebuah pekerjaan. 
  4. Pusatkan perhatian pada ritme-ritme yang panjang dalam sebuah proyek, bukan yang naik turun secara temporer 
  5. Siaplah memikul tanggung jawab baik terhadap keberhasilan maupun kegagalan 
  6. Menerima tanggung jawab berarti mau menerima tugas mencari jawaban-jawaban kreatif kendati konvensi mengatakan sudah tak ada lagi. 
KEPEMIMPINAN BERARTI MENGESAMPINGKAN BERBAGAI KEINGINAN PRIBADI
  1. Pemimpin sejati menempatkan keinginan-keinginan pribadinya di urutan paling belakang, bukan pertama 
  2. Pemimpin sejati tak pernah sekalipun bertanya “Apa yang saya suka?” dalam setiap kesempatan, melainkan, “Apa yang saya rasa diperlukan ?” dan apa yang tepat?” 
  3. Pendekatan terbaik terhadap setiap masalah adalah, “Apa yang sepertinya bakal terjadi di sini?” Kecakapan sebagai pemimpin ditunjukkan lewat kemampuannya menyesuaikan Ketidakpersonalan (impersonally)-nya dengan rangkaian kejadian yang sedang mengalir. 
  4. Kepemimpinan membutuhkan keterbukaan terhadap perasaan orang lain dan bukan mengesampingkannya demi alasan “lebih mementingkan tugas”. Dalam cakup yang luas, kesejahteraan merekalah yang menjadi tugasnya. 
KEPEMIMPINAN BERARTI MELAYANI
  1. Pandanglah kepemimpinan sebagai sekedar pekerjaan, sebagaimana orang-orang lain. 
  2.  Kepemimpinan berarti memberikan layanan, bukan menerimanya. 
  3. Kesahajaan lebih penting buat seorang pemimpin, ketimbang medali pencapaian apapun. 
  4. Kesahajaan adalah kejujuran terhadap diri sendiri 
  5.  Jika Anda orang yang taat beragama, pandanglah Tuhan sebagai yang menentukan segalanya; Jadikan karya anda sebagai persembahan untuk-Nya. 
KEPEMIMPINAN BERARTI LOYALITAS 
  1. Bekerjasamalah dengan orang lain menurut keadaan mereka, bukan mau anda atas diri mereka.
  2. Bekerjasamalah dengan segala sesuatunya sebagaimana lazim, bukan semau-mau anda. 
  3. Bersabarlah. Pahamilah bahwa memberikan sudut pandang baru kepada orang lain itu membutuhkan waktu. 
  4. Untuk mendapatkan loyalitas anak buah, lebih dulu curahkanlah perhatian pada loyalitas Anda sendiri.
  5. Untuk memenangi cinta, berikanlah cinta, cinta anda, terlebih dulu. 
  6. Saat mengoreksi orang lain, pikirkan kesiapan dia untuk mendengarnya. 
  7. Lebih dahulu, bersikalah loyal kepada diri anda sendiri. 
KEPEMIMPINAN ADALAH INTUISI YANG DIBIMBING OLEH AKAL SEHAT 
  1. Pemimpin bijak lebih menaruh perhatian pada apa yang memang terjadi ketimbang apa yang dia inginkan. 
  2. Dia lebih mementingkan apa yang bisa memberikan hasil, bukan sekedar opini-opini, atau bahkan opininya sendiri. 
  3. Dia lebih menghargai kebenaran daripada apa yang dia pikir tepat. 
  4. Seorang pemimpin yang bijak bisa meyakinkan orang lain dengan alasan yang masuk akal, atau dengan daya tarik keyakinannya sendiri, dan tak pernah menggunakan “otoritas keluar (outward authority)” dari posisinya ataupun pengalamannya masa lalu. 
  5. Pendukung yang diskriminatif (dalam arti positif, red) perlu ditumbuhkembangkan, bukan sekedar dibuat yakin. 
  6. Waspadalah ketika mendasarkan alasan pengajuan rencana anda cuma pada pijakan intuisi. Cobalah untuk menyampaikan ide-ide anda dengan cara yang mengundang tanggapan cerdas. 
  7. Gunakan selalu akal sehat sebagai panduan. 
  8. Akal sehat adalah kemauan untuk belajar dari pengalaman. 
  9. Akal sehat dan intuisi bisa digunakan seiring dan sejalan, masing-masing saling memberikan kejernihannya. Akal sehat menelaah intuisi. Dan, intuisi mengilhami akal sehat agar selalu meraba-raba dibalik apa yang telah dikenali menuju ladang terbuka yang belum dikenali. 
PENTINGNYA KELUWESAN DALAM KEPEMIMPINAN 
  1. Terbukalah untuk mengakui kekeliruan Anda. Ingat, hanya kebenaran yang akhirnya akan menang.
  2. Biarkan ide-ide anda mengalir lancar. Camkanlah bahwa kesempurnaan bukanlah hal yang mesti diutamakan, melainkan arah. 
  3. Adaptasikan tindakan anda dengan kenyataan. 
  4. Hadapi setiap situasi yang muncul dengan cara yang segar. Pandanglah sebagaimana adanya. 
  5. Jangan terlalu banyak membikin aturan, karena aturan yang terlampau banyak justru bisa menghancurkan upaya anda. 
  6. Terbukalah terhadap sudut pandang otang lain; mungkin mereka lebih baik dari sudut pandang anda sendiri 
  7. Berusahalah untuk memusatkan pada diri anda yang lebih dalam, dan bersandarlah disitu.
PERLUNYA BERTINDAK BUKAN BICARA DALAM KEPEMIMPINAN 
  1. Kepemimpinan berarti tindakan atau aksi, bukan sekedar ide-ide bagus untuk bertindak 
  2. Jangan menghabiskan begitu banyak energi untuk membuat rencana, sehingga tak tersisa lagi untuk melaksanakan rencana itu. 
  3. Tindakan munculnya kreatifitas. 
  4. Hampir semua tindakan jauh lebih baik ketimbang diam berlama-lama, akibat tak ada keputusan yang pasti 
KEPEMIMPINAN BERATI MEMBERIKAN DUKUNGAN 
  1. Berusahalah untuk memperbesar kemampuan anak buah anda, dalam soal kreatifitas, dan juga kualitas kepemimpinan mereka. 
  2. Beri dorongan kepada mereka dalam proyek yang mereka jalankan. 
  3. Biarkan mereka belajar dari kesalahan mereka sendiri. 
  4. Terbukalah untuk kompromi. Jangan mengharap lebih dari apa yang bisa mereka berikan. Jika terpaksa, perluas cakrawala pandang mereka sedikit demi sedikit. 
  5. Ajaklah mereka untuk mendukung, bukan untuk memerintahkan. 
  6. Terima saja otoritas anda sebagaimana yang mereka berikan. 
  7. Jangan pernah melimpahkan pekerjaan yang anda sendiri tidak mau mengerjakannya.
MANFAATKAN KEKUATAN ANAK BUAH DALAM KEPEMIMPINAN 
  1. Berusahalah menambah tinggi kualitas terbaik anak buah, bukan mengeluhkesahkan kualitas terburuk mereka. Anda akan mendapatkan hasil yang jauh lebih baik dengan memberikan semangat kepada orang lain, ketimbang dengan mengecilkannya. 
  2. Manfaatkan berbagai kekuatan organisasi anda, bukan justru kelemahannya. Curahkan lebih banyak energi kepada orang-orang yang idenya sejalan dengan anda, ketimbang mengurusi mereka yang berkecenderungan menolak anda. 
  3. Jangan terlalu banyak menghamburkan energi untuk menghadapi berbagai situasi negatif. Kuatkan sisi positifnya, dan segala pusaran negatif pun akan pudar, atau menyingkir dengan sendirinya dari hadapan anda. 
  4. Jangan biarkan anak buah hanya melontarkan kritik negatif. Ajari mereka bahwa mereka punya hak bicara asalkan bisa memberikan solusi saat mereka menunjuk persoalan. 
  5. Berikan dorongan kepada mereka yang mau mengerjakan, bukan cuma bicara. 
  6. Jangan pernah memburu popularitas. Curahkan perhatian lebih besar pada berbagai isu, perkembangan, dan prinsip-prinsip yang dipegang. 
  7. Jangan pernah bicara suka atau tidak suka secara pribadi, melainkan senantiasa menuruti rasa keadilan, kejujuran (fairness), dan kebenaran. 
Sumber:
  • http://pmr-smabhatig.blogspot.com/2013/02/seni-memimpin.html#ixzz2NxEPisFl
  • http://teorionline.wordpress.com/tag/pemimpin-yang-efektif/
  • http://diecahyouinyogya.blog.com/2011/06/06/adi/
Read more >>

Senin, 18 Maret 2013

MANAJEMEN ORGANISASI KITA KEMANA ?

Kondisi PMII (Pergerakan Mahasiswa Islama Indonesia) sangatlah mengharukan kondisisnya akhir-akhir ini di mulai dengan pembakaran bendera organisasi sendiri (PMII) oleh oknum-oknum yang tidak di ketahui mutifnya seperti apa, pembakaran bendera seperti ini tentu tidak mencerminkan kader PMII yang mempunyai nasionalis organisasi yang tinggi. Sungguh ironi sekali dengan kejadian seperti ini, kader seperti ini tidaklah melihat sewaktu MAPABA (Masa Penerimaan Anggota Baru) dan PKD (Pelatihan Kader Dasar) saat menangis sekaan meneteskan darah dan mencium dengan lembutnya bendera PMII seakan tidak rela jika kain yang berwarna kuning ini ada orang yang menyentuhnya seakan sakral bagi kader PMII.

Kader PMII bukanlah kader yang bobrok dalam segala hal, justru kader PMII merupakan kader yang militin dan juga cerdas. Kader PMII merupakan kader yang bijak dalam menyelesaikan masalah dalam internal PMII itu sendiri tanpa harus bertindak ceroboh dan memalukan seperti ini. Sudah pasti orang-orang yang di luar organisasi kita menertawakan perbuatan kader kita yang tidak moral organisasi sama sekali.

Tindakan seperti ini (membakar bendera) bukan merupakan bentuk kekeritas atau pun prestasi yang memuaskan bagi kader akan tetapi ini merupakan tindakan yang sangat mengecewakan bagi seluruh kader yang ada di nusantara ini. Mungkin mereka tidak kasian terhadap kader-kader yang baru masuk di organisasi kita, pasti mereka kebingungan dan bertanya-tanya, apakah karakter PMII ketika ada masalah seperti ini? sudah pasti ini merupakan pertanyaan yang besar bagi kader.

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, ini merupakan organisasi besar, bukan organisasi yang ecek-ecekan yang baru lahir kemarin. Ini merupakan yang sudah matang keberadaannya akan tetapi organisasi ini sekan tidak mempunyai manajemen organisasi sama sekali, sudah saatnya sebagai kader memahami fungsi manajemen organisaisi itu seperti apa. Bukan dalam artian kita hanya memahami seperti "Manajemen organisasi adalah suatu perencanaan yang berhubungan dengan bagaimaana seseorang dapat mengolah atau mengurus suatu rangkaian organisasi dari memilih anggota sampai penyelesaian masalah" bukan seperti itu, tetapi bagaimana kader PMII tahu dan mampu melakukan Controlling (pengendalian) sebagai bentuk bahwa kita tidak hanya memahami secara tulisan saja tapi disertai dengan tindakan juga.

Realita saat ini PMII masih belum bisa menegakkan konstitusi yang telah di  rumuskan bersama. Hal ini terbukti realita keadaan konflik yang sampai membakar bendera sendiri, ini merupakan kurangnya Controling dari Pengurus Besar (PB) PMII itu sendiri, terhadapa kader-kader yang berada di daerah-daerah nusantara sehingga berbagai konflik terjadi internal PMII sendiri. Karena PB sendiri tidak mau mencari akar masalahnya yang timbul dari mana, kalau seperti ini keberadaan PB perlu di pertanyakan keberadaannya dan kontribusinya terhadap kader seperti apa........???

PB sudah saatnya harus bertanggung jawab dan menyelesaikannya dengan konflik-konflik di internal itu sendiri.

Salam pergerakan..........!!! 

Read more >>

Kamis, 14 Maret 2013

Manajemen Humas

Dalam pelaksanaan pekerjaannya seorang praktisi humas akan menggunakan konsep-konsep manajemen untuk mempermudah pelaksanaan tugas-tugasnya. Bahwa proses humas (tahapan fact finding, planning, communicating, evaluation). sepenuhnya mengacu pada pendekatan manajerial. Untuk keperluan pembahasan manajemen hubungan masyarakat, maka sementara manajemen itu dapat dirumuskan sebagai suatu proses dari kelompok orang-orang yang secara koordinatif, memimpin kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan bersama.

Manajemen PR (humas) dapat dikatakan sebagai penerapan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, penstaffan, pemimpinan dan evaluasi) dalam kegiatan-kegiatan humas. Manajemen humas berarti melakukan penelitian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap berbagai kegiatan komunikasi yang disponsori oleh organisasi. Betuk kegiatan komunikasi bisa berupa kegiatan kecil sampai pada kegiatan yang sangat komplek seperti konferensi pers dengan menggunakan satelit.

Manajemen humas bisa mencakup :
1. Manajemen terhadap seluruh kegiatan kehumasan yang dilakukan oleh organisasi.
2. Manajemen terhadap kegiatan-kegiatan kehumasan yang lebih spesifik atau yang berupa satuan-satuan kegiatan kehumasan.

Dalam proses tersebut kita jumpai teknik-teknik dan koordinasi tertentu yang dipergunakan oleh kelompok orang-orang yang disebut manajer di dalam mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan itu sendiri. Proses ini pun mencakup fungsi-fungsi dasar dengan pendekatan analistik seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan dalam melaksanakan manajemen (POAC, Planning, Organizing, Actuating, Controlling).

Peran Manajer dan Hubungan Masyarakat

Dengan melihat proses peranan manajemen dan hubungan masyarakat (humas) dalam suatu organisasi yang sudah dikemukakan, dapatlah dikatakan bahwa manajemen itu adalah upaya menyusun sasaran dan kerja sama melalui orang lain. Di samping itu, untuk dapat mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif dan agar pekerjaan terlaksana dengan baik. Fungsi dan tanggung jawab manajer humas hendaknya mengupayakan terjadinya hubungan yang lancar dan efektif antara semua bagian dalam perusahaan di satu sisi dan antara perusahaan itu dengan publik internal dan publik eksternal.

Staf humas harus menerapkan ketiga prinsip dasar fungsi hubungan masyarakat dan mampu secara objektif menanggapi pendapat dan sikap publik. Dengan demikian ia dapat memberi masukan pada pimpinan untuk menciptakan lingkungan usaha yang saling menguntungkan dan berkelanjutan serta mampu bersaing. Dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari, tiap staf humas harus mempelajari setiap langkah dan sasaran perusahaan. Memantau keadaannya sejauh mana langkah dan sasaran itu akan mempengaruhi lingkungan. Apakah pendapat umum terhadap langkah dan sasaran itu. Hasil pemantauan hari ini dibandingkan lagi dengan hasil pemantauan esoknya dan begitu seterusnya secara berkesinambungan.

Tanggung jawab khusus manajer hubungan masyarakat ialah mengelola stafnya agar setiap langkah selalu berlangsung efektif. Melaksanakan koordinasi pekerjaan agar jangan sampai ada pekerjaan yang tumpang-tindih, mengawasi pekerjaan staf agar jangan menyimpang jauh dari perencanaan dengan metode kerja yang benar, alat kerja yang sesuai, dan informasi kerja yang tepat. Penilaian dan hal-hal lain yang khas ada pada manajer hubungan masyarakat antara lain mungkin perlu penataran baru, penyaringan baru untuk mendapatkan tenaga inti atau diperlukannya penambahan tenaga yang berkualitas tertentu. Kualitas yang khas pada manajer hubungan masyarakat ialah kemampuan menganalisis.

Setiap anggota staf humas juga harus berkemampuan sebagai juru analisis. Manajer hubungan masyarakat harus pula bisa membenahi dirinya, dan menganggap dirinya mampu bekerja efektif tanpa perintah, karena manajer humas sendiri bukan mengurus bagian yang memberi perintah.

Sumber : http://images.dedi1968.multiply.multiplycontent.com
Read more >>

Popular Posts