SINGKONKEJU

Rabu, 24 Oktober 2012

MAKALAH MOTIVASI KEPEMIMPINAN


BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang.
Ada sangat banyak konsep, teori, opini, paradigma, tentang kepemimpinan. Semunya sangat menakjubkan, bervareasi dan kadang bertentangan satu sama lain. Meskipun selalu ada saja persamaannya. Diantara persamaan ini adalah bahwa, dengan berbagai alasannya kepemimpinan itu adalah sesuatu yang penting. Sepertinya tidak lengkap suatu pembahasan tentang sejarah, politik organisasi, bisnis, entrepreneurship, bahkan pendidikan, tanpa membahas tentang kepemimpinan.

Kadang saya bertanya-tanya, sebegitu pentingkah kepemimpinan ? Pencarian saya tentang pentingnya kepemimpinan mempertemukan saya dengan perkataan Donald Mc Gannon, kata beliau, kepemimpinan itu adalah tindakan bukan posisi. Betapa saya sangat setuju dengan pendapat ini. Orang yang berposisi sebagai ketua belum tentu adalah pemimpin. Kadang justru ada bawahannya yang lebih menjadi promotor penggerak bagi organisasi, bukan ketuanya. Orang-orang seperti ini di sebut sebagai para pemimpin informal, entah bagaimana caranya, menularkan semangat pada orang lain untuk bergerak dan beraktivitas, bahkan kadang menjadi alasan bagi anggota lain untuk mau aktif dalam organisasi itu. Goethe pernah menyatakan jika setiap orang menyapu rumah halaman rumahnya sendiri, maka dunia akan menjadi tempat yang paling bersih. Tepat sekali, orang yang bertindak pasti akan membuat perubahan sekecil apapun.

Orang yang bertindak juga memiliki kemungkinan untuk menularkan tindakan itu pada orang lain. Cukup sering saya rasakan, saat melihat ada orang menyapu, rasanya saya juga jadi ingin menyapu, setidaknya saya menjadi teringat untuk tidak membuang sampah sembarangan. Saya mendapatkan model panutan saat saya melihat orang yang bertindak, sesuatu yang tidak saya dapatkan jika hanya mendengar slogan dan jargon dari orang yang hanya bicara kepemimpinan atau tidak.

Seperti yang dikatakan oleh penulis buku terkenal, Kenneth Blanchard, bahwa kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Perubahan karakter adalah segala-galanya bagi seorang pemimpin sejati. Tanpa perubahan dari dalam, tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati, tanpa adanya integritas yang kokoh, daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan, dan visi serta misi yang jelas, seseorang tidak akan pernah menjadi pemimpin sejati.

Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses perubahan karakter atau transformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang. Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedalaman dalam diri ( inner peace ) dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasi nya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin sejati. Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang di berikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang.

Kepemimpinan lahir dari proses internal, justru seringkali seseorang pemimpin sejati tidak diketahui keberadaannya oleh mereka yang dipimpinnya. Bahkan ketika misi atau tugas terselesaikan, maka seluruh anggota tim akan mengatakan bahwa mereka yang melakukannya sendiri. Pemimpin sejati adalah seorang pemberi semangat ( encourager ), motivator , inspirator, dan maximizer.

Konsep pemikiran seperti ini adalah sesuatu yang baru dan mungkin tidak bisa diterima oleh para pemimpin konvensional yang justru mengharapkan penghormatan dan pujian ( honor and praise ) dari mereka yang dipimpinnya. Semakin dipuji bahkan dikultuskan, semakin tinggi hati dan lupa dirilah orang pemimpin. Justru kepemimpinan sejati adalah kepemimpinan yang didasarkan pada kerendahan hati. 

2. Rumusan Masalah.
  • Bagaimana menjadi pemimpin ?

3. Tujuan.

Membahas tentang.
  • Seorang pemimpin yang sesuai dengan karakternya dan keberadaannya dalam mendorong perubahan organisasinya.



BAB II
PEMBAHASAN

Banyak pemimpin yang memiliki kemampuan metode kepemimpinan ini. Karena hal ini tidak pernah diajarkan di sekolah-sekolah formal. Oleh karena itu seringkali kami dalam berbagai kesempatan mendorong institusi formal agar memperhatikan keterampilan seperti ini yang kami sebutkan dengan softskill atau personal skill. Dalam salah satu artikel di economist.com ada sebuah ulasan berjudul Can Leadership Be Taught. Jelas dalam artikel tersebut dibahas bahwa kepemimpinan ( dalam hal ini metoda kepemimpinan ) dapat diajarkan sehingga melengkapi mereka yang memiliki karakter kepemimpinan.

Ada tiga hal penting dalam metode kepemimpinan, yaitu: Kepemimpinan yang efektif dimulai dengan visi yang jelas. Visi ini merupakan sebuah daya atau kekuatan untuk melakukan perubahan, yang mendorong terjadinya proses ledakan kreatifitas yang dahsyat melalui integritas maupun sinergi berbagai keahlian dari orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut. Bahkan dikatakan bahwa nothing motivates change more powerfully than a clear vision.

Pemimpin sejati fokus pada hal-hal spiritual dibandingkan dengan sekedar kesuksesan duniawi. Baginya kekayaan dan kemakmuran adalah untuk dapat memberi dan beramal lebih banyak. Apapun yang dilakukan bukan untuk mendapatkan penghargaan, tetapi untuk melayani sesamanya. Dan dia lebih mengutamakan hubungan atau relasi yang penuh kasih dan penghargaan, dibandingkan dengan status dan kekuasaan semata. Pemimpin sejati senantiasa mau belajar dan bertumbuh dalam berbagai aspek, baik pengetahuan, kesehatan, keuangan, relasi, dan sebagainya.

Setiap hari senantiasa menselaraskan ( recalibrating ) dirinya terhadap komitmen untuk melayani Tuhan dan sesama. Melalui solitude ( keheningan ), prayer ( doa ) dan scripture (  membaca Firman Tuhan ).

Visi yang jelas dapat secara dahsyat mendorong terjadinya perubahan dalam organisasi. Seorang pemimpin adalah inspirator perubahan dan visioner, yaitu memiliki visi yang jelas kemana organisasinya akan menuju. Kepemimpinan secara sederhana adalah proses untuk membawa orang-orang atau organisasi yang dipimpinnya menuju sustu tujuan ( gola ) yang jelas. Tanpa visi, kepemimpinan tidak ada artinya sama sekali. Visi inilah yang mendorong sebuah organisasi untuk senantiasa tumbuhdan belajar, serta berkembang dalam mempertahankan survivalnya sehingga bisa bertahan sampai beberapa generasi.

Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang dapat mengendalikan ego dan kepentingan pribadinya melebihi kepentingan publik atau mereka yang dipimpinnya. Mengendalikan ego berarti dapat mengendalikan diri ketika tekanan maupun tantangan yang dihadapi menjadi begitu berat. Seorang pemimpin sejati selalu dalam keadaan tenang, penuh pengendalian diri dan tidak mudah emosi.

Kepala yang melayani (Metode Kepemimpinan) Seorang pemimpin sejati tidak cukup hanya memiliki hati atau karakter semata, tetapi juga harus memiliki serangkaian metode kepemimpinan agar dapat menjadi pemimpin yang efektif. Banyak sekali pemimpin memiliki kualitas dari aspek yang pertama, yaitu karakter dan integritas seorang pemimpin, tetapi ketika menjadi pemimpin formal, justru tidak efektif sama sekali karena tidak memiliki metode kepemimpinan yang baik.

Contoh adalah para pemimpin karismatik ataupun pemimpin yang menjadi simbol perjuangan rakyat, seperti Corazon Aquino, Nelson Mandela, Abdurrahman Wahid, bahkan mungkin Mahatma Gandhi, dan masih banyak lagi menjadi pemimpin yang tidak efektif ketika menjadi secara formal menjadi presiden. Hal ini karena mereka tidak memiliki metode kepemimpinan yang diperlukan untuk mengelola mereka yang dipimpinnya.



Ada dua aspek mengenai visi, yaitu visionernya role dan implementation role. Artinya seorang pemimpin tidak hanya dapat membangun atau menciptakan visi bagi organisasinya tetapi memiliki kemampuan untuk menimplementasikan visi tersebut ke dalam suatu rangkaian tindakan atau kegiatan yang diperlukan untuk mencapai visi itu.

Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang sangat responsive. Artinya dia selalu tanggap terhadap setiap personal, kebutuhan, harapan dan impian dari mereka yang dipimpinnya. Selalu aktif dan proaktif dalam mencari solusi dari setiap permasalahan ataupun tantangan yang dihadapi organisasinya.

Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pelatih atau pendampingan bagi orang-orang yang dipimpinnya (performance coach). Artinya dia memiliki kemampuan untuk menginspirasi, mendorong dan memampukan anak buahnya dalam menyusun perencanaan (termasuk rencana kegiatan, target atau sasaran, rencana kebutuhan sumber daya, dan sebagainya), melakukan kegiatan sehari-hari (monitoring dan pengendalian), dan mengevaluasi kinerja dari anak buahnya.

Tangan yang melayani (perilaku kepemimpinan) pemimpin sejati sekedar memperlihatkan karakter dan integritas, serta memiliki kemampuan dalam metode kepemimpinan, tetapi dia harus menunjukkan perilaku maupun kebiasaan seorang pemimpin. Dalam buku Ken Blanchard tersebut disebutkan ada empat perilaku seorang pemimpin, yaitu: Pemimpin tidak hanya sekedar memuaskan mereka yang dipimpinnya, tetapi sungguh-sungguh memiliki kerinduan senantiasa untuk memuaskan Tuhan. Artinya dia hidup dalam perilaku yang sejalan dengan Firman Tuhan. Dia memiliki misi untuk senantiasa memuliakan Tuhan dalam setiap apa yang dipikirkan dikatakan dan diperbuatnya.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan.
Kata pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan kekuasaan memiliki keterkaitan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang di gunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat-sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang nama nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.

Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaannya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain.

Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the inside out).

3.2 Saran
Sangat di perlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu di pupuk dan di kembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri sendiri.

Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.


Refrensi :
http://id.scribd.com/doc/12937392/motivasi-kepemimpinan
http://emperordeva.wordpress.com/about/makalah-tentang-kepemimpinan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts