SINGKONKEJU

Sabtu, 13 Oktober 2012

PERSONALITY BUILDING Perkembangan Kepribadian Motivasi Belajar-Softskill Anak dalam Film Denias & Semesta Mendukung

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG 
Motivasi adalah suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut (Wlodkowski:1985). Berdasarkan rumusan tersebut motif merupakan faktor dinamis, penyebab seseorang melakukan perbuatan. Suatu perbuatan dapat ditimbulkan oleh sesuatu motif. Namun juga bisa disebabkan oleh beberapa motif. Dalam belajar, motivasi punya peranan yang penting. Dalam membicarakan macam-macam motivasi belajar, ada dua macam sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam pribadi seseorang yang biasa disebut ”motivasi intrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang biasa disebut ”motivasi ekstrinsik”. Setiap anak harus memiliki motivasi belajar agar dapat tercapainya sesuatu atau hasil sesuai yang diharapkan.
Tidak diragukan lagi bahwa dorongan belajar mempunyai peranan besar dalam menumbukan semangat pada siswa untuk belajar. Karena seorang siswa meski memiliki semangat yang tinggi dan keinginan yang kuat, pasti akan tetap ditiup oleh angin kemalasan, tertimpa keengganan dan kelalaian. Maka tunas semangat ini harus dipelihara secara terus menerus.
Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar, lemahkanya motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya mutu akan menjadi rendah.
Oleh karena itu motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus. Motivasi yang diberikan dapat meliputi penjelasan tentang keutamaan ilmu dan keutamaan mencari ilmu, bila siswa mengetahui betapa besarnya keutamaan sebuah ilmu dam betapa besarnya ganjaran bagi orang yang menuntut ilmu, maka siswa akan merasa harus untuk menuntut ilmu.
Selain itu, bagaimana seorang guru mampu membuat siswanya merasa membutuhkan ilmu, bila seseorang merasa membutuhkan ilmu maka tanpa disuruhpun siswa akan mencari ilmu itu sendiri, sehingga semangat siswa untuk menuntut ilmu sangat tinggi dan hal ini akan sangat memudahkan proses belajar.
Seperti dalam Film saat ini sudah menjadi salah satu media yang cukup membantu masyarakat untuk mengenal budaya, realitas, atau kejadian di suatu daerah. Film sudah menjalani peran sebagai media pembelajaran bagi masyarakat. Film Denias Senandung di Atas Awan merupakan salah satu film yang mengangkat kehidupan masyarakat di Papua, baik dari segi budaya ataupun pendidikan. Penelitian ini membahas menegenai bagaimana sebuah film dapat merepresentasikan pesan atau makna pendidikan. Bahwa pada kenyataanya pendidikan di Papua terdapat kesenjangan antara daerah pedalaman dan daerah perkotaan. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan sumber daya manusia di daerah pedalaman Papua dan taraf hidup masyarakat Indonesia.
Sedangkan dalam film semesta mendukung, di katakan seorang anak yang sangat mencintai Fisika. Meskipun mengalami kesulitan ekonomi tidak memadamkan kecintaannya pada dunia sains. Walau tinggal di sebuah dusun di Pamekasan, Madura yang jauh dari gemerlap kota dan fasilitas belajar yang memadai, Arief tetap menekuni Fisika.
Dibalik pesan kuatnya sebagai penyemangat bagi anak kurang mampu untuk giat menempuh pendidikan demi cita-cita, seMESTA menduKUNG juga hadir laiknya sebagai film dengan kritik sosial. Padang garam di Madura menjadi titik tolak dari kritik tersebut. Sebagian besar penduduk Indonesia tahu betapa terkenalnya Madura sebagai pemasok garam terbesar di negeri ini. Namun banyak yang berubah saat ini disana. Situasi yang tak menentu membuat sebagian besar diantara penggarap ladang garam memutuskan banting setir sebagai petani. Yang membuat miris dan sekaligus menjadi cara kita untuk memotret kondisi sosial terkini di Madura adalah bahwa tak mudah mengubah mata pencaharian seperti para penggarap ladang garam disana. Ini kita perlihatkan kepada masyarakat yang dirajut dalam sebuah cerita yang bisa menggugah simpati sekaligus memberi inspirasi bagi anak-anak jaman sekarang.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Motivasi apa yang akan di angkat dalam kedua film tersebut?

C.     METODOLOGI
Dalam mengumpulkan data, kami menggunakan metode pengambilan data secara sekunder, yaitu pengambilan data secara tidak langsung melalui informasi yang sudah ada seperti internet.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    PERKEMBANGAN
Sebelum membahas tentang perkembanga, apa yang Anda fikirkan tentang maksud dari perkembangan tersebut. Sering kita mendengar istilah bahwa perkembangan dan pertumbuhan diartikan sama. Tetapi apakah pemikiran tersebut benar. Sebelum kita menarik kesimpulan tentang hal tersebut, mari kita pahami tentang pengertian perkembangan dan pertumbuhan menurut para ahli.
Perkembangan merupakan pola perkembangan individu yang berawal pada konsepsi dan terus berlanjut sepanjang hayat dan bersifat involusi ( Santrok Yussen. 1992). Dengan demikian perkembangan berlangsung dari proses terbentuknya individu dari proses bertemunya sperma dengan sel telur dan berlangsung sampai ahir hayat yang bersifaf timbulnya adanya perubahan dalam diri individu.
Perkembangan merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman dan terdiri atas serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif ( E.B. Harlock ). Dimaksudkan bahwa perkembangan merupakan proses perubahan individu yang terjadi dari kematangan (kemampuan seseorang sesuai usia normal) dan pengalaman yang merupakan interaksi antara individu dengan lingkungan sekitar yang menyebabkan perubahan kualitatif dan kuantitatif ( dapat diukur) yang menyebabkan perubahan pada diri individu tersebut.
Para ahli mengartikan perkembangan itu bermacam-macam, namun demikian pendapat para ahli tersebut semuannya mengakui bahwa perkembangan itu adalah suatu perubahan, perubahan kearah yang lebih maju, lebih dewasa. Secara teknis, perubahan tersebut biasanyamelalui proses, oleh karena itu dapatlah dikatakan secara garis besar para ahli sependapat  bahwa perkembangan itu adalah suatu proses.

B.     KEPRIBADIAN

Istilah personality berasal dari kata latin “persona” yang berarti topeng atau kedok, yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh pemain-pemain panggung, yang maksudnya untuk menggambarkan perilaku, watak, atau pribadi seseorang. Bagi bangsa Roma, “persona” berarti bagaimana seseorang tampak pada orang lain.

Menurut Agus Sujanto dkk (2004), menyatakan bahwa kepribadian adalah suatu totalitas psikofisis yang kompleks dari individu, sehingga nampak dalam tingkah lakunya yang unik. Sedangkan personality menurut Kartini Kartono dan Dali Gulo dalam Sjarkawim (2006) adalah sifat dan tingkah laku khas seseorang yang membedakannya dengan orang lain; integrasi karakteristik dari struktur-struktur, pola tingkah laku, minat, pendiriran, kemampuan dan potensi yang dimiliki seseorang; segala sesuatu mengenai diri seseorang sebagaimana diketahui oleh orang lain.

Allport juga mendefinisikan personality sebagai susunan sistem-sistem psikofisik yang dinamis dalam diri individu, yang menentukan penyesuaian yang unik terhadap lingkungan. Sistem psikofisik yang dimaksud Allport meliputi kebiasaan, sikap, nilai, keyakinan, keadaan emosional, perasaan dan motif yang bersifat psikologis tetapi mempunyai dasar fisik dalam kelenjar, saraf, dan keadaan fisik anak secara umum.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sesuatu yang timbul dari efektivitas sebagai total pola-pola perilaku actual atau potensi dari individu yang mendatangkan stimulus dari orang sekitar, dan sulit untuk dipahami, yang di pengaruhi oleh faktor eksternal dan internal dari individu dimana kedua faktir tersebut juga saling mengadakan interaksi.

 

C.     MOTIVASI
Motivasi berasal dari bahasa Latin, movere yang berarti bergerak atau bahasa Inggrisnya to move. Motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat (driving force). Motif tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan dengan faktor lain, baik faktor eksternal, maupun faktor internal. Hal-hal yang mempengaruhi motif disebut motivasi.
Jadi motivasi adalah keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku kea rah tujuan (Walgito, 2004: 220). Sedang menurut Plotnik (2005: 328), motivasi mengacu pada berbagai factor fisiologi dan psikologi yang menyebabkan seseorang melakukan aktivitas dengan cara yang spesifik pada waktu tertentu.
Motivasi adalah suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut (Wlodkowski:1985).
Tiga aspek motivasi menurut Walgito, yaitu: 1. Keadaan yang mendorong dan kesiapan bergerak dalam diri organism yang timbul karena kebutuhan jasmani, keadaan lingkungan, keadaan mental (berpikiri dan ingatan). 2. Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan tersebut. 3. Sasaran atau tujuan yang dikejar oleh perilaku tersebut.
Ciri motivasi menurut Plotnik, yaitu: 1. Anda terdorong berbuat atau melaksanakan suatu kegiatan. 2. Anda langsung mengarahkan energi anda, untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 3. Anda mempunyai intensitas perasaan-perasaan yang berbeda tentang pencapaian tujuan itu.

D.    BELAJAR
Belajar adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja yang dapat menimbulkan tingkah laku (baik actual/nyata maupun potensil/tidak tampak) dimana perubahan yang dihasilkan tersebut bersifat positif dan berlaku dalam waktu yang relatif lama.
Dibawah ini pengertian belajar menurut para ahli:
Cronbach, Lindgren, Crow & Crow Belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi karena pengalaman.
Masrun, Sri Mulyani Belajar adalah proses perubahan lahir dan batin dimana perubahan yang terjadi bersifat positif dan relative permanen.
Morgan Belajar adalah segala perubahan perilaku yang relative permanent yang muncul sebagai akibat dari latuhan dan pengalaman.
Ciri kegiatan belajar 1. Belajar merupakan suatu aktivitas yang menghasilkan perubahan tingkah Laku, baik secara actual maupun potensial, baik maupun buruk.  2. Perubahan yang terjadi bersifat positif dan berlaku dalam waktu yang relatif lama. 3. Perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha (termasuk didalamnya latihan dan pengalaman). Perubahan karena efek perkembangan dan kematangan tidak termasuk dalam proses belajar.

Faktor yang mempengaruhi proses belajar dan hasil belajar
  • INTERNAL
Faktor yang berasal dari diri individu (sebagai input), meliputi: a. Fisiologis, meliputi kondisi jasmani, fungsi alat indera, saraf sentral, dan sebagainya. b. Psikologis, meliputi minat, motivasi, emosi, inteligensi, bakat, dsb.
  • EKSTERNAL
Faktor diluar diri individu yang mempengaruhi proses belajar dan hasil belajar, meliputi: 1. Sosial/Lingkungan, yaitu pola asuh keluarga, dukungan dari lingkungan disekitar individu, kehadiran seseorang secara langsung ataupun representasinya. Misalnya, bila teringat orangtua maka motivasi untuk menyelesaikan skripsi meningkat. 2. Instrumental, meliputi alat perlengkapan belajar, ruang belajar, ventilasi, penerangan, cuaca, materi yang diberikan, peraturan-peraturan yang mengikat dalam proses belajar.
E.     MOTIVASI BELAJAR
Dalam membahas motivasi belajar, ada dua macam sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam pribadi seseorang yang biasa disebut ”motivasi intrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang biasa disebut ”motivasi ekstrinsik”.
  • Motivasi Intrinsik
Menurut Syaiful Bahri (2002:115) motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak memerlukan rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sejalan dengan pendapat diatas, dalam artikelnya Siti Sumarni (2005) menyebutkan bahwa motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang. Sedangkan Sobry Sutikno (2007) mengartikan motivasi intrinsik sebagai motivasi yang timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan, motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang tanpa memerlukan rangsangan dari luar.

·         Motivasi Ekstrinsik

Menurut A.M. Sardiman (2005:90) motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sedangkan Rosjidan, et al (2001:51) menganggap motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang tujuan-tujuannya terletak diluar pengetahuan, yakni tidak terkandung didalam perbuatan itu sendiri. Sobry Sutikno berpendapat bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian seseorang mau melakukan sesuatu. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dan berfungsi karena adanya pengaruh dari luar.
Cara belajar
Cara belajar otomatis tergantung dari orang yang belajar. Artinya, setiap orang mempunyai cara belajar yang berbeda-beda. Pada dasarnya, cara Belajar terdiri dari tiga tipe,yaitu;
Visual: anak yang mempunyai cara belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. Di dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai detil-detilnya untuk mendapatkan informasi.
Auditori: anak yang mempunyai cara belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakana. Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak auditori mendengarkannya. Anak-anak seperi ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset.
Kinestetik: anak yang mempunyai cara belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat.
Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar
1). Perubahan terjadi secara sadar, Ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapanya bertambah, kebiasaanya bertambah. Jadi perubahan tingkah laku yang terjadi karena mabuk atau dalam keadaan tidak sadar, tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar , karena orang yang bersangkutan tidak menyadari akan perubahan itu.
2). Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional, Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan , tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Misalnya jika seorang anak belajar menulis maka ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat menulis menjadi dapat menulis. Perubahan ini berlangsung terus hingga kecakapan menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna.
3). Perubahan dalam belajar bersifat Positif dan aktif, Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh Sesutu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri. Misalnya perubahan tingkah laku karena proses kematangan yang terjadi dengan sendirinya karena dorongan dari dalam , tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar.
4). Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. Misalnya kecakapan seorang anak dalam memainkan piano setelah belajar, tidak akan hilang begitu saja melainkan akan terus dimiliki bahkan akan semakin berkembang kalau terus dipergunakan atau dilatih.
5). Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalnya seseorang yang belajar mengetik sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin dapat dicapai dengan belajar mengetik, atau tingkat kecakapan mana yang akan dicapainya.
6). Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seorang belajar Sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.

F.      FILM DENIAS & SEMESTA MENDUKUNG.
Ø  DENIS
Film Denias, Film ini bertutur tentang pentingnya menuntut ilmu bagi setiap orang. Tak peduli dibatasi oleh hal suku, agama, ras, kelas sosial, budaya, ataupun aspek geografis, setiap orang berhak untuk menuntut ilmu di institusi sekolah. Hak ini menjadi tuntutan penting yang belum bisa dipenuhi negara kita. Film ini seperti mengingatkan pemerintah dan kita terhadap betapa pentingnya pendidikan bagi kemajuan bangsa. Kritik sosial pada film ini disampaikan lewat balutan kisah drama khas kehidupan anak-anak yang halus, lugu, dan ceria. Sikap dan pesan yang disampaikan pun tak terlihat menyalahkan atau menuding pihak-pihak tertentu yang dianggap bertanggung jawab atas rendahnya kualitas pendidikan di negara ini. Sebaliknya, malah kita yang diingatkan tentang tanggung jawab bersama memajukan kualitas pendidikan negara ini.
Dengan berbagai pesan itu yang terkandung di dalam skenario, menjadikan film ini paling kuat secara tematik di antara nominator lain. Persoalan yang diangkat juga kontekstual dengan persoalan pendidikan nasional negara ini. Siapapun yang menonton film ini pasti akan tersentuh dengan realita yang ditampilkan pembuat film. Cerita film ini sangat berhasil dalam penyampaian pesan dan membangun kedekatan emosi dengan penonton.
Tak hanya temanya yang sangat kuat, film ini juga sangat indah dari sudut visual. Keindahan alam Papua dieksplorasi habis-habisan di sini. Sebuah bahasa visual yang mendukung jalan cerita secara keseluruhan. Kesendirian dan kemandirian Denias dalam usahanya untuk bersekolah terwakilkan pada visual alam Papua yang luas dan indah. Selain sinematografi yang bagus, film ini semakin hidup dengan menampilkan adat istiadat setempat. Sebuah nilai minus kecil pada skenarionya muncul pada hubungan antara Denias dan ibu guru Sam yang kurang dieksplor lebih dalam. Secara keseluruhan, mungkin film ini yang paling pantas masuk nominasi dan semoga paling kuat untuk merebut gelar film terbaik.
Di dalam film “Denias” Senandung di Atas Awan bisa dilihat dari budaya yang ditampilkan dalam film tersebut. Gaya bicara dan tingkah laku Denias menceritakan dengan jelas kehidupannya dan kebudayaannya. Jadi kita dapat sekaligus belajar dari film tersebut tentang kebudayaannya dan kehidupan di pedalaman Papua. Kekuatan dalam film tersebut juga terletak pada keasliannya kehidupan suku pedalaman Papua. Cerita tersebut di gambarkan secara jelas kehidupan di suku pedalamannya dari kebudayaannya. Contoh dalam tersebut di gambarkan anak yang sudah beranjak dewasa diwajibkan memakai koteka dan setelah upacara pemakaian koteka tersebut dipisahkan tempat untuk laki-laki dan perempuan, dan juga upacara berkabung setelah meninggalnya istri diadakan upacara pemotongan jari dan mandi Lumpur. Dan penjabaran kehidupan dipedalaman papua yang sangat keras, penuh dengan kepolosan orang orang desa Wamena karena kurangnya pendidikan. Sangat bisa kita lihat dalam film ini. Kita bisa menjadikan film ini sebagai hiburan sekaligus pembelajaran.
Film yang bercerita tentang perjuangan seorang anak Papua yang bernama Denias yang dengan segala macam cara mencoba untuk meraih pendidikan yang layak. Cerita ini di ambil dari seorang pribumi asli yang bernama Janias. Film ini tidak hanya sekedar sebuah film tetapi juga bisa menjadi inspirasi untuk mengambil keputusan apa yang terbaik buat hidup. Dan memberikan semangat juang yang tinggi untuk mendapatkan pendidikan yang baik. Dan memberikan semangat untuk meperjuangkan apa yang kita inginkan. Film DENIAS “Senandung di Atas Awan” adalah sebuah film yang harus ditonton oleh mereka yang mengaku dengan dunia pendidikan di Indonesia. Sebuah film yang dapat membuka pandangan kita tentang betapa pendidikan yang layak di negeri kita ini masih sangat mahal, masih sangat rumit dan masih banyak terjadi diskriminasi-diskriminasi yang tidak masuk akal. Sehingga menyebabkan banyaknya anak-anak yang mempunyai keinginan untuk sekolah yang besar putus di tengah jalan karena adanya latar belakang keluarga.
Denias merupakan tokoh utama yang mempunyai motivasi belajarnya yang sangat kuat, yang akan sadar dengan pentingnya pendidikan serta perubahan akan dirinya yang sadar dengan pendidikan, Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional, Perubahan dalam belajar bersifat Positif dan aktif, Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Itulah yang terjadi pada kisah Denias yang merupakan punya kegigihan untuk belajar meskipun dia anak pedalam yang jauh akan dunia fasilitas yang memadahi.

Ø  SEMESTA MENDUKUNG

Diceritakan dalam film ini menceritakan tentang Arif, seorang anak yang sangat mencintai Fisika. Meskipun mengalami kesulitan ekonomi tidak memadamkan kecintaannya pada dunia sains. Walau tinggal di sebuah dusun di Pamekasan, Madura yang jauh dari gemerlap kota dan fasilitas belajar yang memadai, Arief tetap menekuni Fisika. Beruntung ia mempunyai guru seperti Ibu Tari, seorang perempuan Minang yang karena dedikasinya terhadap dunia pendidikan rela “terdampar” di Madura untuk menemukan intan-intan pecinta ilmu sains yang selalu memotivasi Arif untuk belajar lebih giat. Diluar kecerdasannya, Arif tetaplah seorang anak yang merindukan sang ibu yang lama pergi. Sang ibu yang akhirnya harus dicarinya hingga ke Singapura.
Dibalik pesan kuatnya sebagai penyemangat bagi anak kurang mampu untuk giat menempuh pendidikan demi cita-cita, seMESTA menduKUNG (MESTAKUNG) juga hadir sebagai film dengan kritik sosial. Padang garam di Madura menjadi titik tolak dari kritik tersebut. Sebagian besar penduduk Indonesia tahu betapa terkenalnya Madura sebagai pemasok garam terbesar di negeri ini. Namun banyak yang berubah saat ini disana. Situasi yang tak menentu membuat sebagian besar diantara penggarap ladang garam memutuskan banting setir sebagai petani. “Yang membuat miris dan sekaligus menjadi cara kita untuk memotret kondisi sosial terkini di Madura adalah bahwa tak mudah mengubah mata pencaharian seperti para penggarap ladang garam disana. Ini kita perlihatkan kepada masyarakat yang dirajut dalam sebuah cerita yang mudah-mudahan bisa menggugah simpati sekaligus memberi inspirasi anak bangsa kita semua bahsanya betapa pentingnya pendidikan di usia dini. Dan semesta mendukung juga bergerak dari padang garam ke rimba beton di belantara Jakarta dan Singapura. Betapa kontrasnya kehidupan dan betapa kuasa semesta bisa mengubah semuanya dalam waktu yang tak lama. Maka Arif yang terbiasa dengan bau harum garam harus berhadapan dengan rimba beton.
Kehidupan modern berpadu dengan nuansa tradisional juga ditampilkan dalam film ini. Pertunjukan karapan sapi yang riuh dengan detil demi detil yang menarik juga dieksplorasi dan akan menjadi pemandangan menakjubkan sekaligus tambahan informasi bagi penonton yang sebelumnya bisa jadi asing. Nuansa drama dan komedi juga berbaur dengan baik. Pencarian Arif akan sang ibu berpotensi memancing haru berpadu dengan seekor sapi bernama Justin Bibir yang akan membuat penonton terbahak.
Karakter Arif yang tidak mudah menyerah untuk giat belajar yang kemudian sampai kesingapur, karena termotivasi untuk bertemu dengan Ibunya yang sudah lama menghilang. dari itulah motivasi belajarnya Arif yang terbentuk dengan adanya lingkungan belajra di sekolah dan dapat motivasi dari ibu gurunya.

BAB III
KESIMPULAN

Dalam pembahasan tentang motivasi belajar, bahwasanya tidak mudah membuat seseorang itu sadar akan pentingnya pendidikan dan bagai mana belajara dengan baik, selain itu juga memberikan perbandingan pandangan dengan apa yang telah didapat dilingkungan masyarakat.
Proses yang mempengaruhi proses belajar dan hasil belajar ada dua, yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Bila kebutuhan intrinsik dan ekstrinsik terpenuhi, proses dan hasil belajar bias dicapai sesuai dengan harapan. Cara belajar juga memiliki tiga tipe, visual, auditori, dan kinestik. Bila kita mengetahui cara belajar yang lebih kita gemari, kenyamanan dalam belajar mungkin akan didapat.
Dengan demikian Representasi pendidikan di Papua, yang di kisahkan lewat DENIAS “Senandung di Atas Awan”. Keunggulan film DENIAS “Senandung di Atas Awan” adalah dari tema yang diangkat adalah pendidikan. Ini memberikan nilai positif dari film tersebut, karena sangat sedikitnya film pendidikan yang di angkat dengan kenyataan sekarang yang maraknya film horror dan cinta yang di angkat menjadi tema. Film DENIAS ini bisa dijadikan contoh sebagai produser-produser lain agar tetap menjalankan nilai pendidikan dalam film mereka. Sekarang bagaimana caranya film pendidikan bisa dikemas dengan penyampaian yang sangat menarik dan tidak monoton. Dengan melalui film ini ingin mengungkap keadaan pendidikan di Indonesia sebenarnya.
Dimana dalam tokoh tersebut diflot sebagai anak yang giat belajar dan dari lingkungan yang sangat sederhana, tidak hanya mendapatkan motivasi dari seorang guru akan tetapi juga dari keluarganya yang mendapatkan motivasi belajar “yaitu pesan dari sang ibu”.
Sedangkan dalam Semesta Mendukung, film ini menceritakan tentang Arif, seorang anak yang sangat mencintai Fisika dan berasal dusun di Pamekasan, Madura. Jauh dari gemerlap kota dan fasilitas yang memadai sekaligus kesulitan ekonomi yang dialaminya, tidak memadamkan kecintaannya pada dunia sains khususnya Fisika.
Beruntung ia mempunyai guru seperti Ibu Tari, seorang perempuan Minang yang karena dedikasinya terhadap dunia pendidikan rela “terdampar” di Madura untuk menemukan intan-intan pecinta ilmu sains.
Di luar kecerdasannya, Arif tetaplah seorang anak yang merindukan sang ibu yang lama pergi. Sang ibu yang akhirnya harus dicarinya hingga ke Singapura.Dibalik pesan kuatnya sebagai penyemangat bagi anak kurang mampu untuk giat menempuh pendidikan demi cita-cita.
Karakter Arif yang tidak mudah menyerah untuk giat belajar yang kemudian sampai kesingapur, karena termotivasi untuk bertemu dengan Ibunya yang sudah lama menghilang. dari itulah motivasi belajarnya Arif yang terbentuk dengan adanya lingkungan belajra di sekolah dan dapat motivasi dari ibu gurunya.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.tribunnews.com/2011/06/02/resensi-film-semesta-mendukung.
http://setowicaksono8.wordpress.com/2010/11/07/makalah-motivasi-softskill/
http://www.unjabisnis.net/makalah-motivasi-belajar.html
http://motivasibelajar.wordpress.com/2008/05/15/post2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts